Minggu, 22 Mei 2011

Nasrani dan Keimanan Terhadap Isa as.

Orang Nasrani dan Keimanan Terhadap Isa as.
Bagaimanakah penafsiran para ulama salaf - rahimahumullah- terhadap firman Allah yang artinya, "Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka." (QS. an-Nisa' (4) : 159) dan apakah makna ayat di atas, bahwa mereka tidak beriman kepada Isa as. saat ini?

Jawab:

Tentang ayat di atas, dan jawaban terhadap pertanyaan tersebut, para mufassir terbagi ke dalam dua pendapat;

Pertama; Bahwa setiap individu dari bani Israil, dan setiap individu dari umat Nashrani, akan beriman kepada Isa as. dan membenarkan, bahwa dirinya adalah seorang nabi dan rasul, serta meninggalkan keyakinannya yang sebelumnya, yang menyatakan bahwa Isa as. adalah anak hasil dari perbuatan zina, atau anak Allah, atau trinitas. Hanya saja, keimanan tersebut baru akan ada pada mereka, saat mereka menjelang maut, dan setiap orang dari mereka yang menjelang maut, pasti akan beriman kepada-nya dan membenarkan perkataannya, "....Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia, yang menghidupkan dan yang mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk." (QS. al-A'raaf (7) : 158), hingga sekalipun mereka mati kerena terbunuh atau mati secara tiba-tiba. Akan tetapi keimanan tersebut tidak akan bermanfaat bagi mereka, dan tidak akan menyelamatkan mereka dari sengatan api neraka. Hal ini sebagaimana firman Allah swt. yang artinya yang artinya, "Maka iman mereka tiada berguna bagi mereka tatkala mereka telah melihat siksa Kami. Itulah sunnah Allah yang telah berlaku terhadap hamba-hamba-Nya. Dan di waktu itu binasalah orang-orang kafir." (QS. Ghafir (40) : 85).

Kedua; -yang merupakan pendapat yang paling rajih-, bahwa nabi Isa as. akan diturunkan Allah swt. di akhir zaman kelak, dan ketika itulah orang-orang ahlul kitab akan beriman kepadanya sebelum tiba kematiannya. Dengan demikian, maka jelaslah, bahwa yang dimaksud dengan ahlu kitab di sini adalah ahlul kitab pada masa itu. Merekalah orang-orang ahlul kitab yang akan beriman kepadanya sebelum kematian-nya. Sebab, pada waktu itulah, ia (nabi Isa as.) akan menghancurkan salib, membunuh babi­babi, dan meniadakan jizyah, serta tidak menerima agama apa pun selain Islam.

Hadits-hadits yang menyebutkan tentang turunnya nabi Isa as. di akhir pun, adalah hadits-hadits yang mutawatir, begitu juga hadits-hadits yang menyebutkan bahwasanya beliau akan berhukum dengan syari'at Muhammad saw., dan ulama yang paling banyak meriwayatkan hadits-hadits tersebut adalah imam Ibnu Katsir, ketika beliau menafsirkan ayat pada surat an-Nisaa` di atas.121 Di dalam kitab al-Bidayah dan an-Nihayah tentang kisah Isa as.122 dan tentang tanda-tanda hari kiamat, Ibnu Katsir pun banyak menyebutkan hadits-hadits tersebut. Bahkan di dalam kitabnya itu, Ibnu Katsir juga menyebutkan perkataan-perkataan para ulama yang berbicara tentang tanda-tanda hari kiamat.123 Wallahu A'lam.



121. Lihat; Tafsir Ibnu Katsir, surat an-Nisaa` (1/497)
122. Lihat; Bidayah wa Nihayah, Shifatu Isa as., wa Syama`ilihi wa Fadha`ilihi (2i89).
123. Seperti perkataan Yusuf ibnu Abdullah ibnu Yusuf al-Wabil, pengarang kitab Asyrathu as-Sa'ah, perkataan Mushthafa Abu Nashr asy-Syalbi, pengarang kitab Shahih Asyrathu as-Sa'ah, perkataan Mushthafa al-'Adawi, pengarang kitab Shahih a!-Musnid min Ahadits ol-Fitan wa al-Malahim wa Asyrathu as-Sa'ah, dan perkataan Hamud ibnu Abdullahah Tuwaijiri -rahimohullah- semoga Allah swt. menenteramkannya dan meluaskan surganya. Amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar