Minggu, 22 Mei 2011

KATA SAMBUTAN


Segala puji bagi Allah Yang tidak (pernah) menjadikan anak, Yang tidak memiliki sekutu dalam Kerajaan-Nya, Yang tiada mempunyai penolong, dan Allah adalah rabb yang Maha Agung.


Aku bersaksi, bahwa fiada illah (yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Esa, tiada satu pun sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi, bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya - semoga rahmat dan kesejahteraan Allah selalu menyertainya sebanyak-banyaknya. Amma ba'du.

Nikmat Allah terbesar untuk para hamba­Nya adalah nikmat mendapatkan agama yang benar Dengan alasan itu pula, Allah sering memuji para hamba-hamba-Nya dikarenakan agama yang mulia ini. Sebagaimana tertuang dalam firman Allah swt.:
 


"Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjodikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. "1
 
Dan ayat berikutnya:
 


"Itufah karunia Allah. diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya " 2

Agama yang disebutkan Allah sebagai nikmat (karunia) untuk hamba-hamba-Nya ini mempunyai dasar-dasar yang kokoh. Tanpa dasar (pondasi) itu iman seomng hamba dijamin sulit menemukan i:ebenarannya. Dasar-dasar tersebut termaktub dalam ayat:



"Rasul telah beriman kepada al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat­malaikat-Nya, kitab-kitab-Nyadan rasul-rasul-Nya" 3

Kemudian dalam ayat:
 


"(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib " 4  
 
Dan dalam ayat:
 


"Sesungguhnya Kami menciptakan segafa sesuatu menurut
ukuran' 5
 
Rukun iman itu termaktub juga dalam hadits yang diriwayatkan Umar bin Khattab ra. ketika malaikat Jibril bertanya kepada Nabi saw. tentang iman. "Terangkan kepadaku tentang iman?" tanya Jibril kepada Rasulullah saw. Rasulullah saw. menjelaskan,
"Engkau beriman kepadaAllah, beriman kepada malaikat-mafaikat-Nya, kitab­kitab suci-Nya, para rosul-Nya. berimnn kepada Hari Akhirat, dan beriman kepada qadha dan qadar (takdir) yang baik maupun yang buruk "
6
Dari teks-teks ayat dan hadits ini dapat disimpulkan, pada dasamya salah satu rukun Iman adalah beriman kepada para rasul saw. termasuk beriman dengan rasul-rasul yang paling tinggi martabatnya. yaitu para rasul yang mendapat julukan sebagai Ulul Azmi' yang termaktub dalam ayat:
 


"Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi­nabi dan dari kamu (sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putera Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh" 7

Dengan alasan kehadiran nabi Isa as. adalah sebagai bukti nyata bagi sekalian manusia serta merupakan rahmat dari Allah swt, seperti yang difirmankan Allah swt. dalam ayat:



"... dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami... " 8  

Juga dengan alasan, bahwa mempercayai status nabi Isa as. adalah sebagai hamba dan rasul Allah merupakan faktor penyebab masuk surga dan selamat dari neraka, seperti yang disinyalir dalam sabda Rasulullah saw. "Borongsiapa yang bersaksi bahwa tiada tuhon (yang berhak disembah) kecuali Allah yang Esa tiada sekutu bagi­Nya, dan bersaksi bahwa sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, dan bersaksi, bahwa Isa as. juga hamba dan rasul serta kalimat-Nya yang ditujukan kepada Maryam dan ruh ciptaan­Nya, dan bersaksi bahwa Surga dan Neraka itu benaradanya, Allah memasukkannya ke dalam surga atas apa yang ia perbuat", maka dengan alasan-alasan di atas, kelahiran nabi Isa as. tanpa ayah, sesuai dengan kriteria yang tertera dalam al-Quran, adalah tanda yang nyata bagi umat manusia.

Namun, hal itu pulalah yang seringkali menyebabkan banyak di antara manusia yang tersesat, keliru, karena mereka meyakini nabi Isa as. sebagai tuhan atau anak tuhan -Maha Suci Allah setinggi-tingginya dari semua anggapan mereka. Dalam akidah Is­lam, kita beriman dengan pasti tanpa ada keraguan, sesungguhnya nabi Isa as. adalah hamba dan rasul Allah. Nabi isa as. adalah ciptaan-Nya yang ditujukan kepada Maryam serta ia adalah ruh yang Allah datangkan dari sisi-Nya. Nabi Isa as. diangkat ke langit berikut anggota fisik dan ruhnya, ia bukan tewas disalib. Nabi Isa as. sampai sekarang hidup dan di akhir zaman ia akan turun menjadi hakim adil, menjadi imam yang bijaksana. Setelah itu nabi Isa as. akan mematahkan palang salib, akan membunuh babi dan menerapkan upeti, sesuai dengan berita yang akurat yang berasal dari nabi kita Muhammad saw.

Dogma keimanan dalam akidah kaum Nasrani tentang nabi Isa as. juga berbeda-beda. Di antara dogma mereka pun ada yang mirip dengan akidah kaum musfimin. Akan tetapi saat ini, peroblematika seputar masalah (dogma) ini masih ada yang belum jelas dipahami sebagian umat Islam. Karena itulah, buku ini hadir untuk menjawab masalah-masalah diatas dan guna menyingkap hal-hal yang belum jelas, sebagai penerang bagi yang haq.

Semoga Allah memberikan ganjaran terbaik kepada Ulama Besar Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin atas karya yang ia hasilkan dan ia tuntaskan dengan baik. Sekaligus ucapan terima kasih juga diberikan yang sedalam-dalamnya kepada Saudara Ali bin Abdullah Al `Ammari atas kerja keras yang ia kontribusikan sejak dari pengumpulan data, penyusunan sampai kepada penerbitan.
 
Mari kita memohon kepeda Allah swt. semoga buku ini bennanfaat bagi pembace sekalian. Sasungguhnya Allah Maha Mendengar dan Mengabulkan doa-doa. Seiring dengan itu, semoga Allah melimpahkan rahmat dan kesejahteraan-Nya sebanyak-benyaknya kepada Nabi kita, nabi Muhammad, termasuk ahli balt serta para sahabatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar